Senin, 21 Maret 2011

oooh...yessss

Dewi yang mendengar pekikan nikmat Narti, menekan kuat dinding pembatas lubang anus dan lubang vagina Narti, lalu di goyang-goyangkan jari telunjuknya sehingga Narti yang saat itu sedang mengalami orgasme, bertambah nikmat orgasmenya dengan tekanan telunjuk Dewi itu, tak lama kemudian Dewi mencabut telunjuknya,


“Sekarang giliran mamih yang merasakan kontolmu yang besar, Don,”desah Dewi.


Donipun segera mencabut kontolnya dari jepitan vagina Narti, kemudian ia merebahkan tubuhnya di ranjang, yang segera di susul oleh Dewi dengan berjongkok di atas tubuh Doni dengan posisi membelakangi Doni, batang kemaluan Doni yang tegang itu ia arahkan ke vaginanya,


Sleeepppp….. vaginanya menjepit kepala batang kemaluan Doni.


Tanpa menunda-nunda lagi Dewi mulai menekan pantatnya kebawah,


Bleesssss………. Vaginanya mulai diterobos masuk oleh kontolnya Doni.


Lagi-lagi Dewi menekan pantatnya kebawah,


Bleeeesssssss…… batang kemaluan Doni terbenam seluruhnya di dalam lubang kenikmatan Dewi.


“Ooooohhhh… Don, besar dan keras kontolmu ini, aaaaaaghhhhh… Don, sayang,”Dewi mengerang.


“Hhhmmmmppp…aaahhh… mih, memekmu enak…sempit mih,”Donipun mengerang merasakan jepitan vagina Dewi.


Dengan perlahan-lahan Dewi mulai memompa pantatnya naik turun di atas tubuh Doni, Narti melihat batang kemaluan Doni keluar masuk di dalam vagina nyonyanya ini, dan ia juga melihat kelentit nyonyanya itu keluar masuk seperti kepala kura-kura yang keluar masuk dari rumahnya, kelentit Dewi yang merah itu muncul tenggelam akibat gerakan naik turun Dewi, tanpa di suruh tangannya mulai mengelus-elus kelentit Dewi tersebut, akibatnya Dewi mengerang-erang keenakan atas perlakuan Narti di kelentitnya tersebut.


Bukan hanya tangannya yang beraksi tapi mulutnya pun ikut bermain, kedua payudara Dewi dihisap-hisap bergantian, kedua putingnyapun di jilati bergiliran, sementara Doni membantu gerakan mamihnya dengan menaik turunkan tubuh Dewi lewat pegangan di pinggang Dewi, gerakannya seirama dengan gerakan Dewi yang naik turun tersebut, Doni menekan pinggang Dewi ke bawah saat Dewi menurunkan pantatnya, dan ia membantu mengangkat pinggangnya saat Dewi menaikkan pantatnya.


Erangan kenikmatan Dewi semakin sering terdengar mendapat serangan-serangan Narti di kelentitnya dan di payudaranya, dan sodokan-sodokan batang kemaluan Doni di lubang senggamanya, mulutnya megap-megap seperti ikan yang kekurangan air, nafasnya tersengal-sengal seperti orang yang habis berlari, keringatnya mulai mengucur.


“Oooghhhh….eenaak…nikmat… terus …entot memekku Don, terusss…aachhh… enak.. pilin putar itilku… yach…terusss… enaak… terusss..,”Dewi mengerang kenikmatan.


“hisap..hisap…tetekku…teruss…remas…remass….ooohhh… enaak…geliii…nikmat Ti…Narti….terus…,”erangan Dewi terdengar kembali.





Dewi semakin merintih-rintih keenakan menikmati persetubuhannya, matanya meram-melek, Donipun menikmati pompaan mamihnya di batang kemaluannya, dari arah belakang Dewi ia melihat kontolnya seperti piston mesin yang bergerak, Doni melihat kontolnya timbul tenggelam dalam lubang memek Dewi, dan saat kontolnya berada diluar cengkraman vagina Dewi, Doni melihat batang kemaluannya tersebut mengkilat karena basah oleh cairan pelican Dewi dan dirinya yang semakin sering keluar, memek Dewipun semkain basah ia rasakan, kontolnya keluar masuk dengan lancarnya di lubang senggama Dewi tersebut.





“Mih…ooohhh…enaak…mih… terus mih pompa terus kontolku…aahhh… enaak.. terus mih tekan yang dalam…ayo mih goyang pantatnya….putar mih…iyaa… enak nikmat….mih,”Donipun mengerang kenikmatan.


“Iyyaa…Don, kontolmu juga enaak…aaachhh… sedaapp…. Nikmaat… gini..sayang.. diputar gini…ooohhhh…..kontolmu….,”Dewi merintih sambil mulai memutar pantatnya.


“Iyaaa..mmih, aaaachhh… enaaakk.. terusss mih…putaar…,”Doni kembali mengerang saat merasakan putaran-putaran memek Dewi di kontolnya.


Dewi memutar pantatnya searah jarum jam, kadang sambil memutar pantatnya itu Dewi menaikkan pantatnya keatas, Doni yang merasakan semakin merem melek, Doni merasakan kontolnya bagai diperas oleh lubang vagina Dewi apalagi saat Dewi sambil memutar lalu menaikkan pantatnya, Doni merasa kontolnya seolah di tarik oleh vagina Dewi, Dewipun merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, saat memutar pantatnya itu ia merasakan kontolnya Doni seolah-olah mengaduk-aduk lubang senggamanya, dan saat ia menarik pantatnya keatas, Dewi merasakan kontolnya Doni menggesek dinding vaginanya dengan ketat.


“Oooohhh Don, enaak… kontolmuuuu.. aahhhh…. Uuuggghhhh… terussss… Ti, terusss…hisaap tetekku…itilku…ooohhh… terus goyang tanganmu….jangan.. berhenti…. Ooohhhhh… pilin…putar….aaaachhh…eeeenaaaakkk….,” Dewi merintih-rintih keenakan.


Narti semakin bertambah semangat menghisap tetek Dewi dan mengelus-elus serta memilin-milin kelentit Dewi,


“Hhhmmmppp…ssslrrrrppp….sssllllrrppp….hhmmmm…,”Nar ti menggumam sambil mulutnya asyik mengulum-ngulum tetek Dewi.


Narti yang mendengar rintihan-rintihan Dewi, nafsu birahinya kembali menggelora, dengan tangan kirinya ia mulai mengelus-elus itilnya sendiri, kadang-kadang jari tangannya menyelusup masuk ke dalam lubang senggamanya, vagina Nartipun kembali basah oleh cairan pelicinnya, elusan dan pilinan di itilnya sendiri seirama dengan elusan dan pilinannya di kelentit Dewi.


Erangan, rintihan dan desahan yang keluar dari mulut mereka bertiga semakin sering itu menambah suasana ruangan semakin ramai, suara decakan mulut Narti yang sibuk dengan kuluman di tetek Dewi, suara kecipak beradunya kemaluan Dewi yang semakin basah dengan kontolnya Doni, suara pantat Dewi yang basah oleh keringat beradu dengan selangkangan Doni yang juga sudah basah oleh keringat, suara-suara itu seolah berlomba-lomba saling bersahutan seolah-olah sedang konser paduan suara, merdu yang ditumbalkan oleh perpaduan suara-suara itu tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, tapi dapat dirasakan oleh mereka yang sedang bersetubuh itu.


Gerakan naik-turun dan memutar-mutar Dewi semakin liar, Donipun mulai ikut bergerak seirama dengan gerakan Dewi, Doni menekan pantatnya keatas saat Dewi menurunkan pantatnya, sehingga kontolnya masuk kerelung paling dalam di vagina Dewi, kepala kontolnya menyentak keras dinding rahim Dewi, sehingga setiap kali kepala kontolnya itu bersentuhan dengan dinding rahim Dewi, Dewipun melenguh dengan keras.


“Uuuuggghhhh…. Don, gilaaa…enaaak… teruss. Sayaaang… dorong keatas.. kontolmuu… aaacchhh… yang daalam saayaaang… entotku…sodok…yang dalam aaaacchhh… Don,”lenguh Dewi.


Sementara itu tangan Narti dengan cepat menggesek-gesek itilnya Dewi, terlihat itilnya Dewi bertambah merah akibat gesekan-gesekan tangan Narti, bukan hanya itilnya Dewi yang digesek dengan cepat tapi itilnyapun ia gesek dengan cepat, Tak lama berselang Narti menghentikan aksinya, ia kemudian beranjak kearah kepala Doni, disodorkannya lubang vaginanya ke wajah Doni, Doni yang mengerti maksud Narti segera melahap vagina yang ada dihadapannya itu, kemudian dengan kuat Doni menghisap kelentit Narti, membuat Narti mengejang, tubuhnya melenting kebelakang, punggungnya bersentuhan dengan punggung Dewi, Dewi yang merasakan punggung Narti menempel dipunggungnya, mulai memiringkan tubuhnya sambil tetap dengan goyangan-goyangan pantatnya, dan mulai berciuman dengan Narti yang juga mulai memiringkan tubuhnya, merekapun berpagutan dengan penuh nafsu, lidah mereka menari-nari, kadang diluar mulut mereka berdua, kadang didalam rongga mulut mereka bergantian.


Satu tangan mereka menahan bobot tubuh mereka, tangan yang satunya sibuk meremas-remas payudara lawan mereka, desahan-desahanpun mulai meluncur kembali dari mulut mereka berdua, sementara Dewi dan narti asyik saling menyerang, Donipun semakin asyik menghisap-hisap kelentit Narti, sementara tangannya masih menahan bobot tubuh Dewi, karena saat ini Dewi sedang asyik bercumbu dengan Narti, Donipun tidak tinggal diam karena mamihnya tidak bergerak naik-turun, ia yang aktif sekarang dengan semangat 45 Doni menyodok-nyodokkan kontolnya dilubang senggama Dewi, sementara mulutnya sibuk dengan kelentit Narti.


Dewi & Narti semakin melenguh dengan aksi Doni, ciuman merekapun semakin menggila seiring dengan gejolak birahi mereka yang semakin meninggi, tubuh mereka kadang mengelinjang, mengejut-ngejut, menikmati permainan Doni di lubang senggama mereka, suara ah-uh-oh mereka semakin terdengar bercampur dengar suara decakan mulut mereka yang sedang asyik berciuman ditambah dengan suara sruputan Doni di kemaluan Narti serta suara kecipak beradunya batang kemaluan Doni dan lubang senggama Dewi


“Ooooghhhhh…Don, terus… teruss.s…. yang… daaalaammm… yang kuaat… ssaayaang… buat mamihmu puaaaaasss… aaccchhh…hhhmmmmppp…ssslrrrppp hhhhmmmmppp…. Ssssllrrrppp…,”Dewi merintih keenakan.


“Accchhh…Den, hisaaaappp.. itiiiilkuuuu….aaacchhh… yang kuat..Den,, oooocchh enaaakkk Den, eenaaakk…hhhmmmppp…sssssslrrrpp..hhhmmmppp…slrrrpp pp,” Nartipun merintih-rintih.


“Hhmmpppp…sssslrrrppp…sssssllllrpppp…hhhmmmppp…,”D oni menggumam tidak jelas karena mulutnya asyik dengan itilnya Narti.


Pada saat yang hampir bersamaan Dewi dan Narti memekik merasakan puncak pendakian kenikmatan mereka telah berhasil mereka rengkuh, tubuh keduanya mengejang, lubang vagina mereka berkedut meletupkan lahar kenikmatan mereka, cairan kenikmatan mereka membasahi batang kemaluan dan mulut Doni,


Ssssrrrrrr…. Sssrrrrrr… sssrrrrr… sssrrrrr… ssrrrr….. sssrrrrr…


“Oooaaahhhhh…..Don, mamih keluaaarr….saaayaaaangg… aaachhh… enak.. nikmat… kontolmu…oocchhhh… Donn…,”Dewi merintih panjang.


“Deeenn, ooocchhh…aaakuuu jugaaa..keluaar…. Den…aaachhh… hisaaappp… itilku…ooochhh… Den, enaaakkk…,”Nartipun merintih panjang.


Doni semakin menggila menyodok-nyodokkan kontolnya di lubang senggama Dewi dan semakin kuat menghisap itilnya Narti saat mendengar pekikan nikmat mereka berdua, sementara ia sendiri juga merasakan hal yang sama, desakan air maninya sudah menggelegak di ujung kepala kontolnya, dan


Ccrreeeetttt… ccreeeetttt…creeeetttt… kontolnya Doni menyemburkan air mani di lubang senggama Dewi.


“hhhmmmmmppppp… uuuugghhhh….sssllrrrrpppp…..uuughhhh… ssllrrrppppp hhhmmmppp…..,”gumam Doni.


Tubuh Donipun mengejang, pantatnya diangkat tinggi-tinggi, kontolnya melesak lebih dalam saat menyemburkan airmaninya, dinding rahim Dewi diterjang dengan derasnya oleh sperma Doni, Dewi merasakan hangat di dinding rahimnya, lubang senggama Dewi berkedut-kedut mengeluarkan cairan kenikmatannya, Dewi merasakan batang kemaluan Doni berkedut dengan kuatnya saat menyemburkan cairan spermanya, Doni juga merasakan kedutan kuat dinding vagina Dewi pada batang kemaluannya saat memek Dewi melepaskan cairan kenikmatannya, sementara mulut Doni basah oleh semburan memek Narti yang menyemburkan cairan kenikmatannya, tubuh Narti juga mengejang saat melepaskan cairan kenikmatan tersebut, kedua tangannya menekan kepala Doni keatas, sementara pantatnya yang mengejut-ngejut di tekankan kebawah, membuat Doni gelagapan.


Tak lama berselang tubuh Narti dan Dewi ambruk diatas ranjang tersebut, nafas mereka masih memburu, mereka bertiga telah berhasil mencapai puncak pendakian kenikmatannya, sambil merebahkan tubuh mereka diatas tubuh Doni, Narti dan Dewi secara bersamaan mengecup pipi kiri dan kanan Doni, dari mulut mereka tersungging senyuman kepuasan, begitu pula dengan Doni yang berhasil meraih kepuasannya di mulutnya tersungging senyuman, dalam hati Doni membatin dua sudah yang berhasil aku entot, tinggal satu lagi pembantuku yang belum merasai kontolku ini.


Masih dengan tersenyum Doni mulai memikirkan cara untuk dapat menyetubuhi Ani pembantunya yang masih perawan itu, dalam bayangan Doni alangkah enaknya dapat mengentot perawan, sementara Narti membatin ia akan siap jika Doni ingin menggaulinya lagi, ia akan siap setiap saat untuk dapat menikmati keperkasaan Doni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar